SILAU KATARSIS

“Saya suka menganggap bahawa selain berpuisi mewakili diri sendiri, penyair juga merupakan wakil kepada suara masyarakat tanpa mengira ras dan kepercayaan beragama. Dengan anggapan yang demikian, saya tidak hanya menulis hal-hal yang muluk. Terdapat juga puisi yang terkandung kritik sosial yang tajam dan pedih di dalamnya.” — Ibnu Din Assingkiri

“… dengan puisi

kukutip mutiara bertaburan

untuk merangkai lagi

kalung ingatan nan panjang

dengan harapan talinya teguh

mengharung rusuh musim.

puisi-puisiku ini

bukanlah riwayat terpilih

kadangkala ia bunga harum

ada ketika belati tajam menikams

eringkali bersarung baldu,

dalam lipatan sutera putih.”

“Memadai Bagiku Sesederhana Itu”

kalung ingatan nan panjang

dengan harapan talinya teguh

mengharung rusuh musim.

puisi-puisiku ini

bukanlah riwayat terpilih

kadangkala ia bunga harum

ada ketika belati tajam menikam

seringkali bersarung baldu

dalam lipatan sutera putih.”

“Memadai Bagiku Sesederhana Itu”